Update

Si-Rahmat, Kunci Surga*

Tuesday, 17 March 2015


Pada suatu ketika seorang tamu mendatangi kediaman Rosululloh. Diketuklah pintu rumah Rosul dan mengucapkan salam. Lalu Rosul datang dan membuka pintu rumahnya sambil menjawab salam dan melihat seorang tamu berdiri di depan pintunya dan Rosul mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk. Setelah di persilahkan duduk, si tamu ini lantas bercerita kepada Rosululloh.

Ketika aku turun dari langit, aku melihat seorang hamba yang tinggal seorang diri di atas sebuah gunung. Gunung ini berukuran kecil menjulur sepanjang 4 km ke seluruh penjuru arah. Sehingga luas gunung membentang 4km ke arah utara, selatan, timur, barat dan terletak di tengah-tengah lautan, dikelilingi oleh hamparan laut yang sangat luas.

Berbagai jenis tanaman yang hijau nan indah tumbuh subur di gunung itu. Ditengahnya terdapat sumber air yang sangat jernih dan mengalir ke seluruh penjuru gunung, tempat yang biasanya dipakai hamba ini untuk mandi setiap harinya. Tepat di sebelah sumber air itu tumbuh  buah delima yang segar dan lezat.

Suasana semakin terasa tenang dan sang tamu masih melanjutkan ceritanya, seorang hamba ini telah beribadah 500 tahun di atas gunung seorang diri. Keseharianya hanya untuk beribadah kepada Allah. Setiap sore hamba ini mandi di sumber air yang jernih, dan setiap selesai mandi dia makan buah delima yang tumbuh di dekat sumber tersebut. Pasca mandi dan makan, hamba ini melanjutkan ibadahnya hingga wakt sore muncul kembali. Hidupnya hanya melakukan sholat, berdzikir, bersujud, menghamba dan peribadatan pada Allah lainya. Hingga kegiatan sang hamba dilakukan terus dan terus seperti itu selama 500 tahun tanpa henti.

“Valentine” Ala Wali Sanga*

Saturday, 14 February 2015

Islam bukan agama kaku dan keras. Islam bukan agama yang terlampau lentur nan fleksibel. Islam itu juga bukan tayangan sinetron atau drama. Mengutip dari Cak Nun, Islam itu substansi nilai, juga metodologi. Ia bisa memiliki kesamaan atau perjumpaan dengan berbagai macam substansi nilai dan metodologi lain, baik yang berasal dari “agama” lain, dari ilmu-ilmu sosial modern atau khasanah tradisi. Namun sebagai sebuah keseluruhan entitas, Islam hanya sama dengan Islam.

Sejarah babat Jawa yang kental dengan corak tradisi mistis, animisme dan dinamisme menjadi artefak yang tertuang dalam literasi sejarah nusantara. Term yang mengandung berbagai macam hiruk-pikuk kehidupan dan mengandung berbagai macam kebiasaan individu, tata nilai, prilaku, etika dan sebagainya selanjutnya disebut sebagai tradisi.

Tradisi sama dengan adat istiadat, konsep serta aturan yang mantap dan terintegrasi kuat dalam sistem budaya di suatu kebudayaan yang menata tindakan manusia dalam bidang sosial kebudayaan itu (Koentaraningrat: 1984: 187 ). Oleh sebab itu segala kegiatan yang memiliki integritas kuat dalam sebuah sistem budaya dan menata tindakan manusia dalam kehidupan dapat diartikan budaya, seperti Valentine.

Kebebasan Adalah Keterbatasan*

Monday, 9 February 2015



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMePs7k1Bk15K5R1JS3Jdcx0Qro1x-AMKIDsR_sPagxyjjdOx1RBdqoLXYf1UzRVs-JzWQR5guGUBdaiWwzXyg1nJouthdyd9Ecq1aSUfPYTvUN8d7EafNQGxCqEb-ewiNIRDi1QBQgTS8/s1600/nur.jpg 

Napoleon Bonaparte pernah mengatakan, lebih menakutkan bagiku sebilah pena dibandingkan ribuan pasukan gagah perkasa bersenjata pedang. Bonaparte paham betul betapa luar biasanya efek sebuah tulisan yang digoreskan oleh tangan-tangan terampil untuk merubah zaman. Bahkan dengan beberapa kata saja, dalam sekejap, dalam hitungan menit mampu merubah nasib seseorang.

Tidak hanya sebuah tulisan, ucapan pun turut memberikan social effect secara universal bagi orang lain. Tak heran apabila Rosul mengingatkan melalui ucapannya yang dikodifikasi oleh para sahabatnya, Dua hal yang sering menyeret manusia ke dalam neraka adalah lidah dan kemaluan. Hasan al-Bashri menuturkan “sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya.”

Sejarah yang Terlupakan dan Tantanggan*

Friday, 30 January 2015



https://abdillahzendank.files.wordpress.com/2011/12/nu.jpg 
Tahun 1924, Abd Al-Aziz Ibn Sa’ud menguasai Semenanjung Arab dari Syarif Husin. Makkah dan Madinah menjadi daerah suci yang turut dikuasainya. Dalam kekuasaanya, raja baru Arab ini mencetuskan beberapa paham dan praktik agama yang tidak sesuai dengan paham Ahlu Sunnah wal Jamaah yang dianut para ulama di Indonesia. Dibentuklah komite Hijaz.
Komite Hijaz menjadi wadah perwakilan Indonesia ketika penguasa baru Arab mengadakan muktamar Internasional dengan mengundang para ulama’ dari berbagai negara guna membahas praktik keagamaan. Ketika itu pemerintahan Abd Aziz Ibn Saud berada dalam doktrin Muhammad Ibn Abd Al-Wahhab yang kemudian menciptakan putusan-putusan kontroversi.
Diantaranya, pemerataan makam para sahabat dan Ma’la yang didalamnya terdapat makam para sahabat seperti Sayyidah Khodijah, Asma Bintu Abu Bakar, Abdulloh Bin Zubair, dan makam-makam para Ulama’ seperti makam Imam Syafi’i, tempat menggajar Imam Syafi’i, dan situs-situs sejarah yang lainya. Larangan bermadzhab dalam praktik beragama dan paling ekstrem membongkar makam Hadratur Rasul Muhammad, Abu Bakar dan Umar.

Mati Kau Koruptor!*

Tuesday, 9 December 2014



“Anda tak perlu mengangkat senjata atau menyabung nyawa seperti para pejuang kemerdekaan kita dulu. Cukup JANGAN KORUPSI saja itu sudah menolong Negara kita!” ucap Ahok.

Korupsi adalah masalah serius yang dihadapi oleh setiap Negara. Bereffect destruktif, mencuri harta orang lain dan memiskinkan rakyat. Terlampau tingginya budaya korupsi Indonesia menyebabkan kemiskinan dalam banyak hal. Jika kita telusuri Indonesia adalah tanah air kaya raya. Terlalu muda jika “hanya” mensejahterkan seluruh rakyat. Asalkan, asalkan korupsi musnah.

Masyarakat mulai jenggah dengan berita korupsi yang ditayangkan telivisi. Mereka bosan dengan janji-janji sampah dari mulut busuk para koruptor. Berlagak baik tapi bangkai hakikatnya. Tak sedikit dari mereka bangga diri atas perbuatannya, sungguh tak tau malu. Tertawa diatas kematian bangsa. Mereka harusnya MATI dan membusuk dalam neraka.

Total Football ala Gus Dur*

Monday, 8 December 2014


Menampilkan gus dur dan sepak bola.jpg

Judul buku: Gus Dur Dan Sepakbola
Penulis: Mustiko Dwipoyono, dkk
Penerbit: Imtiyaz
Cetakan: I, September 2014
Tebal: 183 Halaman

Rabu, 30 Desember 2009 menjadi hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh bangsa Indonesia, tepat pukul 18.45 sosok kontroversial yang dibenci sekaligus dicinta KH. Abdurrahman Wahid menghembuskan nafas terakhir di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Selepas kepergian sang “Guru Bangsa”, rakyat Indonesia merasa sangat kehilangan. Berbagai program dan kegiatan yang berhubungan dengan GD ramai bermunculan sebagai wujud rindu dan cinta. Misal, komunitas Gus Durian, seminar pemikiran Gus Dur, ziarah makam GD, Haul GD, buku-buku seputar GD juga turut bermunculan. Salah satunya Gus Dur dan Sepakbola.

Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagat raya saat ini. Setiap Benua, negara, provinsi, bahkan tingktan desa memiliki tradisi sepak bola. Tak heran apabila animo masyarakat terhadap olahraga ini sangat luar biasa. Ibarat satu daya magnetik besar bagi setiap elemen masyarakat. Tidak pandang dia kaya atau miskin, tua atau muda, pria atau wanita, sepak bola tetap bisa dinikmati oleh siapapun.

Kronologi Pembunuhan Munir*

Thursday, 4 December 2014



Judul buku : Mereka Bunuh Munir
Penulis: Eko Prasetyo dan Terra Bajagrhosa
Tahun terbit : 2014
Penerbit : Kontras dan Social Movement Institute
Harga : Rp.35000

Aktivis pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), Munir, berandil besar dalam perjuangan menegakkan keadilan dan kemanusiaan di tengah otoriterisme pemerintah Indonesia. Dalam berbagai aksi, Munir menjadi pioner sekaligus inspirasi bagi kaum tertindas untuk merebut keadilan dan demokrasi yang pro rakyat.

Komik “Mereka Bunuh Munir” mengisahkan kronologi pembunuhan sang aktivis HAM ini. Tanggal 6 September 2004 , Munir diantar oleh rombongan keluarga ke bandara Soekarno-Hatta, kemudian lepas landas menuju Amsterdam untuk melanjutkan studi.

Keberangkatan yang juga menjadi awal petaka kematian Munir tersebut dihiasi oleh kejadian-kejadian janggal di bandara. Menjelang Munir check in, kamera cctv mati dan tidak ada adegan yang bisa digambar. Anehnya, kamera cctv mati waktu itu mencapai 58 dari 60 kamera dan lainya sengaja dimatikan atau rekaman sengaja dihapus.
 

Most Reading

Sidebar One