Update

Kebebasan Adalah Keterbatasan*

Monday 9 February 2015



http://1.bp.blogspot.com/-fXfDDCt--Yw/U2nE7YHrB3I/AAAAAAAADDk/4lFNVP3Hy-Q/s1600/nur.jpg 

Napoleon Bonaparte pernah mengatakan, lebih menakutkan bagiku sebilah pena dibandingkan ribuan pasukan gagah perkasa bersenjata pedang. Bonaparte paham betul betapa luar biasanya efek sebuah tulisan yang digoreskan oleh tangan-tangan terampil untuk merubah zaman. Bahkan dengan beberapa kata saja, dalam sekejap, dalam hitungan menit mampu merubah nasib seseorang.

Tidak hanya sebuah tulisan, ucapan pun turut memberikan social effect secara universal bagi orang lain. Tak heran apabila Rosul mengingatkan melalui ucapannya yang dikodifikasi oleh para sahabatnya, Dua hal yang sering menyeret manusia ke dalam neraka adalah lidah dan kemaluan. Hasan al-Bashri menuturkan “sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya.”

Di era moderen seperti sekarang ini kebebasan berpendapat adalah hak bagi siapapun, sehingga muncul berbagai model berpendapat yang sering kita sebut Media Massa. Media massa adalah wujud kombinasi antara tulisan dan ucapan yang dibungkus dalam satu kesatuan. Istilah media massa sendiri mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk menggapai masyarakat yang sangat luas. Dalam perkembanganya media massa bisa disebut juga sebagai Pers atau komunikasi massa.

McQuail (1999) menjelaskan komunikasi massa adalah distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Sekali siaran atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya sangat luas dan besar. Masih mengutip McQuail, proses komunikasi masa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu komunikator kepada komunikan atau kepada khalayak sehingga interaksi yang terjadi sifatnya terbatas.

Komunikasi massa adalah aktifitas sosial yang terjadi di masyarakat. Tak heran apabila komunikasi adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Robert K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktifitas sosial memiliki dua aspek, fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan. Kedua fungsi tersembunyi (latent function) yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat memiliki dua efek, fungsional dan disfungsional.

Media massa kerap kali menjadi alat paling efektif untuk mempengaruhi masyarakat dan merubah suatu peradaban. Karena dasar dari fungsi sosial akan berfungsi melahirkan (beiring function) fungsi sosial lain. Kita ambil contoh dalam pemberitaan pencurian. Disatu sisi memberikan informasi penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan berjaga-jaga dalam kehidupan, namun di sisi lain pemberitaan pencurian akan menimbulkan ketakutan masyarakat apabila tidak diikuti dengan perbaikan keamanan. Dan nantinya akan memunculkan model-model pencurian yang baru.

Tidak cuman itu, media massa seperti sinetron, infotainment, dan semacamnya menjadi referensi masyarakat dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Sehingga membawa masuk masyarakat kepada suatu pola kebudayaan baru dan memprogram pola pikir masyarakat dan tanpa disadari media massa mencipatakan jadwal hidup bagi masyarakat.

Kita tidak menafikan fungsi media massa yang memberikan efek positif masyarakat. Tapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah adanya efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa. Tak heran apabila perkembangan masyarakat dalam kehidupan tergantung tayangan yang sering disajikan oleh media massa. Secara sosio-psikologis, arus informasi yang terus menerus menerpa kehidupan akan menimbulkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan jiwa, khususnya untuk anak-anak dan remaja. Pola prilaku mereka berangsur-angsur melenceng dari perkembangan norma-norma yang berlaku apabila tayangan atau informasi yang mestinya dikonsumsi orang dewasa sempat ditonton oleh anak-anak (Amini, 1993).

Jika memang demikian, media massa patut berhati-hati dalam setiap tayangan yang ditampilkan. Dan bukan tidak mungkin media massa yang menampilkan siaran atau acara tanpa filter menjadi tersangka dalam perkembangan baik dan buruknya moral masyarakat. Karena seseorang biasanya akan meniru segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya baik dalam berpakaian, berpenampilan, berbicara yang mencermikan diri idolanya (Trimarsanto, 1993).

Tidak cukup sampai disitu, media massa berupa tayangan dalam telivisi mampu merubah sikap masyarakat menjadi praktis dan konsumerisme. Dengan adanya berita via elektronik dapat menimbulkan sikap yang senantiasa tidak puas dan gaya hidup yang serba praktis dan instant. Sehingga gaya hidup yang demikian ini mampu membunuh kreatifitas anak bangsa.

Tayangan TV yang menyajikan gemerlap dan kenikmatan secara non-stop membuat menurunya budaya belajar bagi generasi muda. Perlahan namun pasti tayangan media massa secara sedikit demi sedikit mampu merebut hati generasi muda dalam melahap informasi dari berbagai sumber, baik nasional maupun internasional yang terkadang kurang pas dengan budaya bangsa timur.

Sekarang masyarakat mampu menilai, apakah  media massa di Indonesia memang benar-benar menjadi agen perubahan positif? Atau malah aktor biang keladi perubahan besar-besaran dan masif menuju keterpurukan moral masyarakat dan anak bangsa? Kita tidak menafikan perjuangan media massa lain yang bercita-cita memperbaiki moral rakyat Indonesia. Sehingga mereka yang berkesungguhan hati mencapai kemulian dan penuh tanggung jawab ini patut dilesatarikan dan terus dipromosikan.

Oleh karena itu, peran orang tua, teman, pelajar, guru dan masyarakat yang lain dalam memfilter informasi bagi generasi yang belum cakap dalam menerima informasi menjadi peranan penting nan vital dalam perkembangan moral masyarakat di wilayah grass root. Dan juga peran pemerintah dalam mengawasi setiap tayangan telivisi yang mampu menimbulkan degradasi moral adalah perbuatan yang sangat terpuji dan niscaya. Sekarang dan nanti kita tegaskan bahwa kebebasan adalah keterbatasan, kita yang memulainya atau mereka yang mengakhirinya?

*Wujud kepedulian sebagai masyarakat Indonesia dalam Memeperingati Hari Pers Nasional Indonesia #HopeIndonesiaBatter

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading

Sidebar One