Update

Berziarah Ria Sembari Memahami Sejarah Tebuireng*

Thursday 27 November 2014




Judul buku: Yasin dan Tahlil Tebuireng (Dilengkapi dengan biografi singkat tokoh-tokoh Tebuireng yang dimakamkan di Pesantren Tebuireng)

Penulis: Ahmad Faozan dan M. Septian Pribadi

Tahun terbit: cetakan pertama, 2014

Tebal: 86 halaman

Harga: Rp.15.000

ISBN: 978-602-8805-14-8



Rosul bersabda : “Dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke kubur. Namun sekarang berziarahlah kalian ke sana.” (H.R Muslim)

Rosul juga bersabda : “Lakukanlah ziarah kubur, karena ziarah kubur akan mengingatkan kalian tentang kematian” (H.R Ibnu Hibban 3169 dan sanadnya dinilai shahih oleh Suaib al-Arnaut)

Ziarah kubur adalah tradisi yang acap kali dilakukan oleh umat Islam. Baik muda atau tua, pria atau wanita fenomena ziarah kubur melekat kuat dalam tradisi pemeluk Islam Nusantara. Sehingga hampir setiap tahun makam para auliya’ dan ulama’ Indonesia tidak pernah sepi dari peziarah. Sebut saja makam Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Gunung Jati di Cirebon, Syekh Jumadil Kubro di Mojokerto, Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan masih banyak lagi.

Pengemis itu Tengkorak Hidup

Tuesday 25 November 2014

https://secure.static.tumblr.com/e98bdf0946295df73b976494eb3e5435/pnfukw8/I3bn1tn5u/tumblr_static_pengemis_kaya.jpg


Pengemis diibaratkan sebagai manusia yang berwajah tengkorak tanpa pelapis sepotong kulit pun di wajahnya.

Beberapa tahun terakhir ini pemerintah kita disibukkan oleh “peperangan” dengan komplotan para pengemis dan gembel di bawah lorong jembatan dan tempat-tempat umum lainya. Mulai dari aksi saling teriak, saling kejar-mengejar, dan saling paksa satu sama lain. Entah apa yang ada dibenak para gembel dan pengemis ini, meski beberapa kali terjaring razia, mereka tak pernah merasa lelah dan kapok.

Jika ditinjau dari segi bahasa menurut kamus besar bahasa Indonesia pengemis berasal dari kata emis yang artinya orang yang meminta-minta. Selain itu arti pengemis menurut pemerintah tertuang pada PP No. 31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis. Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan pengahsilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengaharap belas kasihan dari orang lain.

Sedangkan menurut istilah dari beberapa pendapat, pengemis adalah orang-orang yang kerjaanya suka meminta-minta kepada orang lain guna memenuhi kebutuhanya. Kemudian pengemis ini dibagi dalam tiga kategori :

Indonesia Ber-Akhlakul Karimah

Saturday 22 November 2014



http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2014/06/revolusi-mentar-300x336.jpg
Ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, majalah ternama se-Asia TIME memuat wajah sang presiden ke-7 dengan kutipan “A New Hope” di bagian kiri cover. Banyak pihak menafsiri munculnya wajah Jokowi di majalah merupakan “Jokowi’s efect” yang selama ini merebak luas di luar Indonesia. Jokowi memang menjadi trending topic dalam beberapa bulan terakhir akibat sepak terjangnya yang terbilang sangat singkat dalam meraih singgasana kepresidenan Indonesia.

Kini rakyat sudah menetapkan Jokowi menjadi Presiden pasca era-SBY selama dua periode. Masih mengutip “A New Hope” dari majalah Time, terpilihnya Jokowi bisa jadi sebuah harapan bangsa Indonesia untuk memperbaiki keterpurukan Indonesia. Dengan semboyan “Revolusi Mental” yang diusung, dia mencoba untuk merubah karakter masyarakat menjadi lebih humanis.

Five Powers for Children

Tuesday 18 November 2014


Seorang bayi di lahirkan dalam keadaan fitroh. Layaknya sebuah kertas putih dan rapi yang musti ditorehkan dengan tinta oleh kedua orang tuanya. Diukir dengan motif yang indah nan menawan hingga terbentuk ukiran tulisan yang membanggakan.


 Aku sering melihat bocah kecil berlari-lari di sekitar jalanan pondok pesantren yang aku tempati. Aku sangat suka melihat mereka karena banyak hal lucu yang dilakukan. Mulai dari kejar-kejaran, saling “tidak bolo”, berkomplot membentuk kelompok, bersepeda bersama seperti geng motor yang bersiap convoy di jalanan, rebutan es krim dan lain sebagainya. Aku jadi teringat masa kecilku dulu, melakukan hal yang sama seperti mereka. Akan ada rasa cemburu dan cemberut saat aku tak bisa berkumpul dan melakukan hal yang sama dengan kawan-kawan lain.


Saat aku tumbuh dewasa kehidupanku tentu berubah. Sekarang anak-anak yang lugu dan manis berubah menjadi liar dan tak terkendali. Permainan mereka bukan berlari-lari saling mengejar, bermain kelereng, layang-layang, atau semacamnya. Mereka menjadi seperti sosok pemberani dalam tubuh mungil. Merokok dianggapnya seperti menghisap permen lollipop, bullying teman, mencuri, sex bebas dll.


Lelaki yang Ditakuti Napoleon Bonaparte

Monday 17 November 2014



Sayup sayup suara ketukan jemari diatas mesin ketik terdengar samar. Beberapa orang sibuk menulis berbagai hal untuk mengejar deadline  yang telah ditentukan oleh ketua tim. Sebagian orang menulis kerangka untuk wawancara dan sebagian yang lain sibuk berbincang untuk memusyawarahkan beberapa persoalan. Sebagian yang lain sibuk memikirkan formula untuk menciptakan tulisan yang ciamik dan enak dibaca.

Ditengah hiruk-pikuk kesibukan kantor majalah Pesantren Tebuireng seseorang yang berprawakan mungil dengan pakaian yang sederhana bersandar di pojok ruangan. Sambil mengotak-atik Handphonnya sibuk mengerakkan jari-jemari kesana kemari. Pria dengan wajah yang penuh senyum dan bersahaja ini memiliki banyak peran penting dalam pesatnya perkembangan keilmuan Pondok Pesantren Tebuireng, khususnya dalam bidang jurnalistik.

Memahami Sisi Kewalian Gus Dur*

Saturday 15 November 2014


Judul Buku        : Bukti-bukti Gus Dur itu Wali
Penulis              : Achmad Mukafi Niam & Syaifullah Amin
Tahun Terbit     : Cetakan I,II,III (Januari 2014, Maret 2014, Oktober 2014)
Penerbit            : renebook
Tebal                : 223 halaman
Harga               : Rp 45.000




Di tengah perjalanan, tepatnya di daerah Losari, sekitar pukul 01.00 dini hari, Gus Dur meminta sopirnya untuk kembali menuju ke makam Sunan Gunung Jati yang berada di kompleks Astana Gunung Sembung, Cirebon. ‘Saya baru saja dipanggil Sunan Gunung jati,’ kata Gus Dur. Seluruh anggota rombongan terdiam.” (halaman 22)


Buku seri biografi tentang bukti-bukti Gus Dur itu Wali mencoba mengeruaikan sejarah panjang kehidupan Gus Dur yang penuh dengan kejadian aneh dan diluar nalar. Lewat 99 persaksian tak terbantahkan dari sahabat, orang dekat, kolega, dan keluarga, Achmad Mukafi dan Syaifullah Amin, penulis mencoba menyajikan sisi seorang Gus Dur yang tidak banyak orang tahu dalam sebuah karya tulisan dalam bentuk buku.


Jejak Pendiri Tarekat Cukir*

Friday 14 November 2014

Judul Buku  : Biografi KH. Adlan Aly Karomah Sang Wali
Penulis       : Anang Firdaus
Penerbit    : Pustaka Tebuireng
Tahun        : Pertama, 2014
Tebal         : 258 halaman



Suatu ketika Kiai Adlan menaiki mobil Corola merah bersama Ma’mun putra Pak Tohir. Selesai acara Kiai Adlan Aly pulang pukul satu malam. Sesampainya di Mantingan, bensinya habis. Di daerah tersebut jam sembilan malam pom sudah tutup begitu pula para pengecer sudah menutup warungya. Sang supir pun lapor, “Mbah Yai, bensinya habis. Lalu beli di mana? Kalau sudah jam sekian, tidak ada penjual bensin yang buka, Yai...” mendengar itu, Kiai Adlan Aly pun keluar mobil dan berjalan kaki. Di pinggir jalan, beliau menjumpai seorang penjual degan, kelapa muda. Lalu beliau membeli dua. Yang satu diberikan kepada supir dan menyuruhnya meminum degan tersebut. Dan satu buah disuruh diletakkan di dekat mesin mobil. Setelah itu Kiai Adlan berkata “Ya sudah, ayo naik..” Tak disangka tiba-tiba bensinya jadi full. Subhanallah (hal. 161)

KH. Adlan Aly ulama pendiri tarekat Cukir Jombang ini, merupakan Kiai amat disegani. Selain ahli Fiqih dan hafal al-Qur’an, juga ahli dalam bidang otomotif dan perdagangan. Salah satu murid kesayangan Hadratussyaikh KH.M. Hasyim Asy’ari ini, dianggap unik, yakni mengamalkan tarekat. Padahal gurunya sangat menentang tarekat. Lantas, apa yang membuatnya memberanikan diri mendirikan tarekat di Cukir?

 

Most Reading

Sidebar One